Translate

Selasa, 24 Mei 2016

MAKALAH SENI PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN SENI


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Memilih suatu pendekatan dalam pendidikan seni hendaknya mengacu kepada misi dan tujuan pendidikan seni, karakteristik siswa, jenis dan karakteristik bahan ajar, dan lingkungan belajar. Misi pendidikan seni yang utama adalah mengembangkan kepekaan rasa, dengan tujuan agar terbentuk manusia yang memiliki kepribadian seimbang secara jasmani-rohani, mental-spiritual, dan intelektual-emosional. Pelaksanaan pendidikan seni rupa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus mempertimbangkan bahwa pendidikan seni sebagai wahana bermain yang bermuatan edukatif dan membangun kreativitas. Jika kita menggunakan pendidikan seni sebagai  sarana pendidikan, maka pendekatannya pun  harus sesuai dengan tujuan penciptaaan seni, meskipun seninya tidak kita tempatkan sebagai tujuan pendidikan.
Jenis dan karakteristik bahan ajar dapat dipilah-pilah antara bahan ajar seni rupa/kerajinan yang bersifat teori, ada yang bersifat praktik pelatihan (drill) penguasaan kecakapan teknis-motorik, ada yang mengembangkan kemampuan berekspresi-kreatif, ada yang menekankan pengembangan apresiasi. Secara garis besar, dapat pula dibedakan antara “belajar pemertahanan” (maintenance learning) dan “belajar inovatif” (innovative learning) (Botkin, 1984).
Pendidikan Seni Rupa dapat mencakup kognisi, apresiasi dan berkreasi. Kegiatan kognisi dan apresiasi memberi bekal kepada anak untuk mengenal dan memahami pengetahuan kesenirupaan, seperti: mengenal unsur-unsur dasar seni, prinsip-prinsip seni, fungsi seni,  hubungan seni dengan kehidupan masyarakat. Kegiatan kreasi dalam pelaksanaannya memberikan kebebasan berekspresi dan memberikan saluran  emosi serta memiliki peran dalam mengembangkan mental-spiritual anak-anak.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa saja pendekatan dalam pembelajaran seni?
2.         Apa pengertian dari Metode pembelajaran?
3.         Apa tujuan penggunaan metode?
4.         Apa sajakah metode pembelajaran seni rupa di SD?
5.         Apa saja model dalam pembelajaran seni?

C.      Tujuan
1.        Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran seni
2.        Untuk mengetahui pengertian dari Metode pembelajaran
3.        Untuk mengetahui tujuan dari penggunaan metode
4.        Untuk mengetahui metode pembelajaran seni rupa di SD
5.        Untuk mengetahui model pembelajaran seni


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pendekatan Dalam Pembelajaran Seni
Tiga pendekatan yang dikenal, yaitu: (1) pendekatan otoritatif, (2) pendekatan permisif dan (3) pendekatan demokratis dapat dipilih untuk disesuaikan dengan kebutuhan belajar.

1.    Pendekatan Otoritatif
Pendekatan ini menekankan pada disiplin dan penegakan kewibawaan. Cara ini penting untuk melatih dan membina aspek kedisiplinan, ketelitian, prosedur/teknik pembuatan karya tertentu. Ada kegiatan-kegiatan belajar dan aturan kerja yang harus diikuti untuk mencapai sasaran tertentu. Pebelajar tidak bisa berlaku dan bekerja seenaknya.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan otoritatif dapat digabungkan  dengan pendekatan kompetensi, misalnya untuk pebelajar menghasilkan sejumlah barang dengan kualitas minimal tertentu dalam jangka waktu tertentu. Di pusat-pusat industri kerajinan misalnya, yang sudah menghasilkan barang untuk diekspor perlu dilatih para calon pekerja melalui sistem magang. Karena ketatnya persaingan dan aturan perdagangan (ada kendali mutu dan perlu tepat waktu), maka disiplin kerja harus ditanamkan pemagang yang kelak mungkin menjadi tenaga kerja di perusahaan tersebut. Dalam proses pembelajaran kerajinan tangan, pendekatan otoritatif  juga digunakan untuk pembelajaran yang memerlukan disiplin penggunaan alat misalnya :
1.        Menggunakan dan memelihara alat-alat. Ada alat-alat harus dipelihara dan digunakan menurut cara yang benar. Jika tidak, alat akan rusak atau membahayakan. Contoh: bagaimana menggunakan gergaji dan ketam serta pahat, bagaimana menyimpannya.
2.        Mencapai penguasaan tertentu. Misalnya, setiap peserta didik harus bisa mencapai mutu tertentu dalam kerapihan anyaman atau ukiran. Jika belum dicapai harus dilatih berulang terus.

2.        Pendekatan Permisif
Jenis pendekatan ini menekankan pada segi kebebasan penuh terhadap anak didik. Kebebasan adalah hak setiap orang. Belajar itu sendiri berlangsung dalam diri masing-masing, tak dapat dipaksakan. Hasil belajar dianggap akan optimal jika sesuai dengan minat dan keinginan peserta didik. Oleh sebab itu, menurut pandangan ini, jangan ada pengarahan-pengarahan atau petunjuk-petunjuk.
     Pendekatan permisif digunakan sewaktu-waktu untuk memberi kesempatan peserta didik menciptakan bentuk baru atau mencoba bahan baku. Misalnya, pembelajaran kerajinan membatik teknik ikat celup untuk siswa kelas Sekolah Dasar; setiap siswa dibolehkan menciptakan sendiri bentuk-bentuk baru. Contoh lainnya, dalam kegiatan menggambar ekspresi (menggambar bebas). Namun sesungguhnya pendekatan permisif penuh jarang dilakukan, karena ada saja keharusan mentaati aturan kerja atau ada saat-saat siswa perlu petunjuk instruktur.

3.       Pendekatan demokratis
Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa tiap orang memiliki hak untuk menyatakan pendapat. Berbeda dengan pendekatan permisif, gagasan pendekatan demokratis tidak menghendaki kebebasan penuh, sebab kebebasan seseorang harus juga memperhatikan kebebasan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
 Pendekatan demokratis lebih cocok digunakan sebagai kebijakan umum, terutama jika mengingat bahwa peserta didik adalah manusia dewasa yang sudah memiliki kesadaran diri dan kesadaran sebagai warga  negara. Setiap warga negara atau peserta didik dapat mengajukan gagasannya dalam rangka memperbaiki mutu hasil karya. Mereka hanya akan senang belajar dalam suasana kondusif-demokratis. Peran guru dalam hal ini sebagai fasilitator dan dinamisator.

4.        Pendekatan proses kelompok
Menekankan pada pembentukan kelompok yang erat (kohesif). Kelompok yang bekerja sama secara erat akan menghasilkan nilai lebih. Kelompok bukan sekedar penjumlahan dari individu-individu, tetapi kesatuan yang memiliki kekuatan. Pendekatan ini ditunjang oleh psikologi massa khususnya dinamika kelompok.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan kelompok adalah membina kerja sama di antara siswa dalam menyesaikan permasalahan bersama. Dalam hal ini mereka saling melakukan interaksi dan sekaligus saling mengenal lebih dekat mengenai kekuatan dan kekurangan fotensi yang dimilikinya sehingga diharapkan saling mangisi, saling membantu dan mentolelir antara yang satu dengan yang lainnya.
Pendekatan-pendekatan ini dapat dipilih secara silih berganti sesuai keperluan; bisa jadi pula suatu proses kegiatan menggunakan beberapa pendekatan. Maka kita katakan bahwa pendekatan eklektik (gabungan) adalah cocok digunakan.

5.       Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses menekankan pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikannya. Keterampilan meliputi makna yang luas, meliputi segi fisik/perbuatan, psikis/mental dalam bentuk oleh fikir dan sikap--termasuk kreativitas--, serta sosial budaya (pendayagunaan lingkungan), yang difungsikan untuk mencapai hasil tertentu.
Guru dapat memberi stimulasi untuk penciptaan model-model inovatif. Pendekatan yang sering dipakai biasanya pendekatan Inspiratif, pendekatan analisis hasil karya dan pendekatan empatik

6.      Pendekatan Inspiratif
Pelaksanaan pendidikan seni rupa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus memperhatikan  dan mempettimbangkan bahwa pendidikan seni sabagai wahana bermain yang bermuatan edukatif dan membangun kreativitas. Jika kita menggunakan pendidikan seni sebagai  sarana pendidikan, maka pendekatannya pun  harus sesuai dengan tujuan penciptaaan seni, meskipun seninya tidak kita tempatkan sebagai tujuan pendidikan. Pendekatan yang yang utama dalam pembelajaran pendidikan seni rupa  ialah pendekatan inspiratif.
Karya seni merupakan curahan emosi yang diberi bentuk yang indah dan kreatif. Karya ini lahir dari keharuan, dari hari nurani yang paling dalam. Bagi dunia anak, jenis pendekatan inspiratif ini diharapkan dapat menggugah  keharuan anak untuk mencurahkan ekspresinya ke dalam bentuk karya seni. Bentuk penggugah keharuan yang oleh  Lansing disebut dengan istilah stimulation dan cultural stimulation yang terdiri dari: Direct experience as a form stimulation (pemberian rangsangan melalui pengalaman), Verbal stimulation (perangsangan malalui cerita/dongeng), Art material as stimulation (perangsangan melalui bahan), dan Audio-visual aids as stimulation (perangsangan melalui media audio visual).

B.       Pengertian Metode
Metode pembelajaran membicarakan bagaimana siswa dibelajarkan sesui dengan harapan-harapan untuk mewujudkan perubahan positif. Metode merupakan kegiatan menata dan mengelola pelaksanaan pembelajaran yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi antara siswa, guru dan sumber belajar. Pola ini merupakan pengalihan langsung pengetahuan atau proses-proses yang berkaitan dengan pembelajaran.

C.      Tujuan Penggunaan Metode
Tujuan metodologi pengajaran adalah untuk merencanakan dan melaksanakan cara – cara yang efektif untuk mencapai tujuan. Dasar metode yang tepat adalah relevansinya dengan tujuan/sasaran yang di rumuskan. Yang mana indikatornya adalah kualitas hasil pembelajaran dalam proses pembelajarannya.
Pembelajaran seni dapat menggunakan metode seperti ceramah, demonstrasi, multimedia, slide, pameran, belajar partisipasi, diskusi, resitasi, latihan, kerja kelompok, kerja kreatif, imitasi, kritik seni dll.

D.      Metode Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar
1. Metode Ekspresi Bebas
Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk membelajarkan siswa agar dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa. Agar metode ini tercapai secara maksimal, maka perlu dilakukan :
a.       Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta.
b.      Tetapkan beberapa pilihan media yang cocok
c.       Jelaskan jenis kertas serta alas an pemilihan kertas tersebut
d.      Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut
Metode ekspresi bebas identik dengan metode ekspresi – kreatif atau metode kerja cipta. Metode ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap guru yang bermaksud mengembangkan kreasi siswanya untuk bebas berekspresi ( free expression ) atas dasar tersebut metode ini sering disebut metode ekspresi – kreatif. Dalam pelaksanaan metode ini, kehadiran guru memiliki peran sangat kecil bahkan hampir tidak diperlukan. Metode hasil kerja cipta dapat di terapkan dalam kegiatan menggambar dekorasi, mendesain benda – benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya.
Langkah – langkah kegiatan metode kerja cipta sebagai berikut :
a.         Guru memberikan pengarahan yang berfokus pada kedudukan konsep dalam proses kelahiran suatu karya.
b.        Siswa mencoba menuangkan suatu konsep pada desain gambar dekorasi, reklame atau barang –barang kerajinan yang akan dibuat.
c.         Selama proses pengerjaan, guru menganjurkan sumbang saran antar siswa terjadi.
d.        Guru memberikan saran, petunjuk dan pengarahan mengenai konsep yang dikemukakannya serta memberi petunjuk kepada siswa yang mengalami hambatan.
e.         Selama proses kerja berlangsung, keterampilan – keterampilan dasar dan menengah sudah harus betul – betul dikuasai.

2.  Metode Demonstrasi – eksperimen
Demonstrasi adalah kegiatan guru/ instruktur memperagakan proses pembuatan suatu benda kerajinan. Eksperimen adalah siswa mencoba sendiri setelah memperhatikan suatu proses pengerjaan yang didemonstrasikan guru. Dengan prinsip belajar : dengar/perhatikan, kerjakan dan periksa.

3.  Metode Mencontoh
Metode mencontoh merupakan metode tertua dalam seni kerajinan. Metode ini banyak dilakukan di pusat – pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Untuk belajar keterampilan motorik, cara ini dapat dilakukan.
Pada dasarnya metode mencontoh memiliki manfaat yang tinggi dalam meningkatkan kemampuan motorik, sedangkan untuk keterampilan mental dan kreasi tidak memiliki apa – apa.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan mencontoh, diantaranya :
1.         Metode mencontoh baik digunakan apabila ditujukan untuk :
a.    melatih dasar keterampilan fisik;
b.    memperoleh bentuk yang sama walaupun ukurannya diperbesar atau diperkecil;
c.    memproduksi benda teradisional;
d.   memahami proporsi dan anatomi yang tepat dari benda yang akan di tiru.
2.         Kegiatan mencontoh harus memiliki makna bagi proses belajar siswa
3.         Mencontoh tidak di jadikan kebiasaan
4.      sebaiknya model yang akan ditiru dipilih oleh siswa itu sendiri
5.      seyogyanya secara berangsur – angsur apa yang dilakukan oleh siswa berubah dan membuat aplikasi tepat menjadi modifikasi model yang dicontoh.
Yang termasuk jenis – jenis mencontoh adalah :
a.    Metode mencontoh dengan bantuan kertas karbon;
b.    Metode mencontoh dengan bantuan kertas tipis;
c.    Metode mencontoh dengan bantuan sinar lampu;
d.   Metode mencontoh dengan bantuan alat proyektor;
e.    Metode mencontoh bantuan skala garis / skala berpetak;
f.     Metode mencontoh dengan bantuan alat pantograph;
g.    Metode mencontoh secara langsung.
Tujuan dari metode ini adalah :
1.      melatih siswa bekerja teliti dalam mengamati model yang akan digambar.
2.      Melatih siswa dalam mencari posisi/ sudut pandang yang baik dari model yang akan di gambar.
3.      Siswa dihadapkan pada kenyataan yang rasional sehingga tidak terjadi penyimpangan dari gambar yang ditiru.
4.       Melatih kepekaan rasa agar lebih sensitif terhadap keindahan.

4.   Metode Stick Figure
Penggunaan metode ini biasanya dipakai dalam menggambar adegan gerak (action) manusia atau binatang. Metode ini merupakan penyederhanaan bentuk atau wujud menusia atau binatang menjadi tongkat atau garis patah – patah sesuai dengan lekukan/ persendian pada manusia atau binatang.




5.   Metode Global
Metode ini biasa digunakan pada awal belajar menggambar bentuk. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar anak dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang disediakan.
Secara teknis penggunaan metode ini dibagi dua, yaitu
1.    Dengan teknik silhulet
Teknik ini dipandang lebih mudah, karena anak diminta untuk menangkap benda secara keseluruhan dengan mengabaikan bagian – bagian detailnya. Metode ini cocok untuk siswa yang sedang belajar pada tahap – tahap awal.
2.    Dengan teknik kontur
Teknik ini lebih cocok bagi siswa, mahasiswa atau ahli gambar teknik yang sudah memiliki kemampuan motorik. Secara teknik, penggambar dituntut untuk menangkap benda secara global dan menyederhanakannya dalam bentuk gambar-gambar dasar (geometris) yang dibuat dengan goresan garis. Kemudian gambar tersebut dikembangkan untuk disempurnakan menjadi bentuk benda yang kompleks (detail).

6.   Metode kerja kelompok
Ada dua macam metode kerja kelompok, yaitu :
a)         Metode Group Work  (kerja kelompok jenis paduan), Dalam kegiatan ini para siswa bekerja sama untuk menyelesaikan sketsa sebuah gambar yang sebelumnya telah dirancang oleh seorang temanya yang bertindak sebagai ketua kelompok sekaligus sebagai desainer.
b)        Metode Collective painting (kerja kelompok jenis kumpulan) , Perbedaan antara metode kerja kelompok jenis paduan dengan metode ini adalah jumlah anggota harus genap dan pembagian tugas – yugas kelompoknya.

7. Metode – metode dalam kritik seni
Chapman (1978:80) menyebutkan metode kritik seni dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri siswa dalam melakukan kritik seni. Metode – metode tersebut adalah :
a. Metode induktif
Langkah – langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan metode ini adalah :
1.      Gambarkan dasar karakter karya
2.      Gambarkan hubungan antar bagian
3.      Gambarkan wilayah dan kualitas keseluruhan
4.      Tafsirkan aspek-aspek yang dihubungkan dengan pengalaman
5.      Tafsirkan dan ringkas ide, tema,kualitas ekspresi dari makna dari karya
6.      Evaluasi karya dengan criteria kritikdan tunjukkan bukti-bukti untuk mendukung penilaian.

b. Metode Dedukatif
Pendekatan ini dapat mempertinggi keterlibatan antara pekerja seni, secara khusus jika kita mau untuk meletakkannya sebagai percobaan, untuk dibicarakan, yang memerlukan waktu banyak dengan standar perbedaan masing-masing. Pendekatan ini juga memberikan peluang bentuk pembahasan yang dapat membuktikan ketertarikan dan kejelasan tentang seni.
Langkah yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah :
1.      Tentukan kriteria yang akan digunakan
2.      Uji karya seni untuk mengidentifikasi fakta-fakta yang spesifik
3.      Tentukan tingkat(degree) kriteria yang dipandang pantas



c. Metode Empatik
Adapun beberapa teknik yang dapat membantu mengembangkan rasa empati dan keterlibatannya ketika kita menilai suatu karya seni, diantaranya :
1.    Jangan memandang karya seni terlalu berlebihan karena dapat melupakan orang yang lebih terlatih pada bidang seni.
2.    Memandang kualitas visual secara murni
3.    Gunakan analogi dan metaphora untuk menghubungkan apa yang kita lihat dan rasakan
4.    Gunakan pengalaman dan pengetahuan sendiri untuk membandingkan apa yang kita lihat dapat dirasakan
5.    Jangan takut meninggalkan satu aspek dari karya
6.    Dengan seluruh pengertian, dapatkan secara fisik dan imajinasi
7.    Menilai karya jika kita mau melakukannya.

d. Metode Interaktif
Pendekatan ini tidak semata-mata pendekatan deskriptif, ini bermaksud untuk menemukan sampai terjadi diskusi dan debat secara berkelompok untuk membahas karya seni. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini adalah
1.         Pilihlah moderator dan jelaskan aturan mainnya
2.         Gambarkan seperti banyak orang yang memungkinkan untuk masuk kedalam proses menjelaskan karya.
3.         Ketika orang kelihatan untuk keluar dari penjelasan, kemudian panggil hipotesis.
4.         Beberapa peserta diskusi memperlihatkan penafsiran dengan kesepakatan kelompok.




E.     Model Pembelajaran Seni
1.      Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
1.       Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
2.       Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
3.       Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
4.       Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.
Kelemahan Model Terkait :
1.      Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian.
2.      Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.


2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).
Keunggulan:
a.       Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
b.         Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c.       Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan :
a.       Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b.      Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c.       Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar perncanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal

3.      Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a.       Mampu membangun motivasi siswa
b.      Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c.       Menghemat waktu
d.      Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi

Kelemahan :
a.       Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b.      Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu
c.       Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.



















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pendekatan, metode, dan model pembelajaran merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran seni di sekolah. Karakteristik mata pelajaran seni yang unik dan berbeda dengan mata pelajaran pada umumnya menunut persiapan atau perencanaan yang matang. Perlu diketahui bahwa hasil belajar dalam pembelajaran seni umumnya tidak serta merta tampak pada saat itu juga. Tujuan penyelenggaraan pendidikan seni di sekolah umum mengisyaratkan bahwa pembelajaran seni merupakan rangkaian proses pendidikan yang hasilnya mungkin baru akan terasa setelah sekian lama siswa meninggalkan tempat pendidikannya. Untuk itulah pendekatan, model, dan metode pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi sangat penting untuk diketahui.

B.     Saran
Pelajaran seni adalah suatu pelajaran yang berbeda dari pelajaran lain maka dari itu sebelum memulai pembelajaran seni sebagai guru harus tahu pendekatan, metode dan model agar pembelajaran seni di kelas dapat efektif.












DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Seni. 2016. Pendidikan Seni. Makassar: Laboraturium Seni PGSD FIP UNM

3 komentar: